Senin, 28 Februari 2011

Masih baca buku dengan terbata-bata ?? Mau tau cara baca cepat dengan teknik yang bener?? Let's read this posting!!


RESENSI BUKU MOTIVASI
TEKNIK MEMBACA CEPAT
“SPEED READING FOR BEGINNERS”

Judul buku : Speed Reading For Beginners
Penulis : Muhammad Noer
Penerbit : E-book
Tahun Terbit : 2010
Cetakan : I
Tebal : 105 halaman
Buku Speed Reading For Beginners merupakan sebuah buku panduan membaca mengenai metode dan teknik membaca cepat dengan baik disertai dengan motivasi sukses belajar hasil karangan Muhammad Noer, seorang penulis yang telah sukses menghasilkan karya yang mendeskripsikan rangkaian cara belajar membaca cepat dengan pemahaman tepat. Penulis berhasil mengajak pembaca merangkai pola pikir dan melatih kecepatan mata melalui logika ataupun realita bahkan solusi dari sejuta teknik metode membaca. Karya yang ia persembahkan ini tidak hanya berisi teori-teori semata, akan tetapi sebuah sharing untuk membagi pengalaman teknik membaca cepat yang secara apik sudah disajikan dalam buku ini sehingga mudah untuk dipahami dan diaplikasikan.

Hadirnya sebuah buku teknik membaca cepat ini sangat aplikatif dan bersifat ekspansif dalam mencapai tingkat kefektifan membaca. Seiring dengan perkembangan dan dinamika zaman yang terus dibanjiri beragam informasi dari berbagai media, baik konvensional maupun kontemporer, keterampilan membaca cepat (speed reading) dengan sendirinya menjadi hal yang utama untuk dimiliki oleh para pemburu informasi.
Penulis berhasil menjelaskan isi buku dengan gaya penjelasan yang santai dan sederhana sehingga dengan mudah dapat diaplikasikan dan memberikan peningkatan kecepatan membaca secara sangat signifikan. Teknik-teknik yang paling mudah dan efektif disajikan dengan cara termudah yang dapat dipahami oleh pembaca. Buku ini akan memberi manfaat optimal jika tidak hanya membacanya, melainkan juga menerapkannya dalam keseharian.

Penulis yang dikenal sebagai instruktur training dalam beberapa topik seperti Membaca Cepat, Mind Mapping, Perencanaan Keuangan Keluarga dan Komunikasi dan Presentasi Efektif ini memberikan inspirasinya lewat penyampaian informasi dari solusi yang berbeda dari setiap gaya teknik kecepatan membaca setiap orang. Saatnya mengubah metode teknik membaca cepat dalam berkecimpung di lautan ilmu. Motivasi pun harus menjadi kunci pertama ketika terjun dalam dunia pembelajaran. Dalam meraih kesuksesanya, maka sangat penting bagi yang terlibat didalamnya untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan agar kesuksesan seorang pembelajar dapat diraih dengan sukses.

Buku ini sangat inspiratif, mengalir bersama teknik dan analisis sederhana dari isi bukunya. Buku ini akan membongkar secara tuntas mengenai motivasi-motivasi yang seharusnya dapat diaplikasikan dalam membaca dan membuat sesuatu yang ambigu menjadi jelas dan timbul keinginan untuk belajar membaca dengan cepat dan menghasilkan pemahaman yang tepat. Penulis memaparkan sebuah gebrakan sistem yang mematahkan motivasi dalam membaca. Penulis tak hanya mencoba berteori, namun mencoba mengaplikasikannya dalam sebuah karyanya untuk mengetahui keberagaman karakter dan gaya pembelajaran.

Sebuah ungkapan tak ada gading yang tak retak, buku ini membutuhkan cara berpikir kreatif dan imajinatif. Penempatan layouting buku mungkin masih perlu dibuat semenarik mungkin sehingga pembaca lebih tertarik dan memotivasi dalam memainkan pola pikirnya. Pemikiran yang masih bersifat konvensional juga dapat menjadi hambatan dalam membaca kata demi kata buku ini. Akan tetapi, tentunya bukanlah suatu hambatan jika membacanya diiringi pemahaman dan motivasi sesungguhnya. Selain memberikan pengetahuan, buku ini juga memberikan berbagai pengalaman dan perbandingan pola pikir sistem pembelajaran dalam menciptakan satu perspektif pendidikan yang lebih maju.

Selamat berkreasi dalam mewujudkan pendidikan lebih maju dengan meningkatkan teknik kecepatan membaca mulai saat ini! ^^

Info lebih lanjut (review buku) silahkan download dan kunjungi
http://www.membacacepat.com/ebook

Diresensikan oleh :
Hilda Rafika Waty_170989

Kamis, 17 Februari 2011

Budaya Valentine’s Day Mendarah Daging Mengepung Generasi Muslimku

Oleh : Hilda Rafika Waty

Romance in February!!!
Bahkan tak henti-hentinya mendengarkan tradisi seruan secara simbolik ini. Maraknya media massa, pusat-pusat hiburan yang bersibuk-ria berlomba menarik perhatian para remaja dengan menggelar pesta perayaan yang tak jarang berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Hanya bermuara pada satu hal yaitu Valentine’s Day. Berkirim kartu dan bunga, bertukar pasangan, saling curhat, menyatakan sayang atau cinta dan sambutan “Happy Valentine’s Day guys!!!” tanpa pemahaman apa arti hari itu sesungguhnya.
Ada sesuatu di balik gambar hati merah jambu? Di antara meriahnya warna merah jambu yang terpampang tulisan “Happy Valentine Day” dan beberapa media yang seolah tidak ingin ketinggalan menampilkan dan memanfaatkan isu Valentine Day , hari kasih saying pikirnya. Agaknya, pemandangan perayaan Valentine Day tidaklah telalu asing di kota-kota besar mengekspresikan hawa nafsunya kepada lawan jenis.
Lucunya perayaan ini pun rupanya seolah-oleh bertameng merayakan hari kasih sayang dengan menjustifikasi merayakan hari kasih saying bersama-sama dengan lawan jenisnya, saling membagikan bunga, berpesta bahkan mencontoh seperti apa yg dilakukan anak-anaknya. Mirisnya, aktivitas ini telah menjarah remaja islam, remaja yang diharapkan oleh Nabi Muhammad saw untuk tidak taqlid kepada cara hidup orang kafir, untuk selalu mengikatkan perilakunya agar merujuk pada islam, menjadikan halal haram sebagai patokan dalam seluruh perbuatannya, malah larut dalam perayaan jahiliah ini dengan meninggalkan akidah islam.
Seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari Valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya, menyemarakkan suasana syiar Agama Nasrani setiap tahunnya. Valentine’s Day menurut literatur ilmiah menunjukkan bahwa perayaan itu merupakan bagian dari simbol agama Nasrani. Bahkan jika dirunut ke belakang, kisah ini berawal dari upacara ritual agama Romawi kuno yang dicetuskan oleh Paus Gelasius I pada tahun 496 M yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno ke dalam agama Nasrani sehingga sejak itu secara resmi agama Nasrani memiliki hari raya baru yang bernama Valentine’s Day.
The Encyclopedia Britania dalam The World Encylopedia (1998) menuliskan penjelasan bahwa perayaan ini dimaksudkan agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari. Keterangan bersumber dari kalangan barat sendir dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno. Sementara di dalam tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis (penyembah berhala) dari Romawi kuno.
Katakanlah: “Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 1-6)
Nyaris tidak ada bedanya jika dibandingkan dengan perayaan hari Natal. Natal dan Valentine merupakan sebuah ritual agama milik umat Kristiani. Masalah ini bukan semata-mata suatu budaya, melainkan terkait memainkan aqidah umat Islam. Valentine Berasal dari budaya syirik. Ken Swiger dalam “Should Biblical Christians Observe It?” menyebutkan bahwa kata “Valentine” berasal dari bahasa latin yang berarti, “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata ini ditunjukan kepada Nimroe dan Lupercus, Tuhan orang Romawi”. Disadari atau tidak ketika meminta orang menjadi “to be my Valentine”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Alhasil, semangat Valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dengan simbol-simbol syirik. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri.

Semangat Valentine Cabang Semangat Zina
Perayaan Valentine’s Day saat ini mengalami pergeseran sikap dan semangat. Masa Romawi masih sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, sedangkan di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama. Akan tetapi, di masa sekarang ini perayaan identik dengan pergaulan bebas di mulai dari hal yang paling sederhana hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih dan sayang.
Tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang. Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan. Ungkapan make love yang artinya bercinta seharusnya sedekar cinta yang terkait dengan perasan dan hati, tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau bercinta adalah melakukan zina. Istilah dalam bahasa Indonesia pun mengalami distorsi yang semakin parah. Bahkan berzina di wilayah bagian barat merupakan hak asasi yang dilindungi undang-undang. Padahal Allah SWT telah berfirman tentang zina, bahwa perbuatan itu bukan hanya dilarang, bahkan sekedar mendekatinya pun diharamkan.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS Al-Isra’: 32)

Sejarah Valentine’s Day
Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama akan dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda akan mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk bersenang-senang dan dijadikan sebagai obyek hiburan.
Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica). Selain itu, agar lebih mendekatkan pada ajaran Kristen di abad 496 M, Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang meninggal pada tanggal 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).
The Catholic Encyclopedia juga menuliskan ada 3 nama Valentine yang meninggal pada tanggal 14 Februari. Seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa sebenarnya St. Valentine yang dimaksud dan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena setiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda-beda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan untuk menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St. Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya. Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St. Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga ia ditangkap dan dihukum gantung pada tanggal 14 Februari 269 M (The World Book Encyclopedia 1998).
Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine sehingga belum jelas asal usulnya. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London pada perayaan hari gereja mengenang St. Valentine tanggal 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, salah satu penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (The Encyclopedia Britannica in The World Book Encyclopedia 1998).
*****
Kisah inilah sejarah yang memang benar terjadi mengenai Valentine’s Day yang sebenarnya yang bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan iming-iming “kasih sayang”. Sangat disayangkan bila banyak generasi Islam yang terkena penyakit ikut-ikutan mengekor budaya Barat dan acara ritual agama lain. Padahal Allah SWT talah berfirman yang artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabannya.” (QS. Al-Isra’ : 36).
Demikianlah beberapa legenda seputar Valentine day meskipun masih terjadi kesamaran dan masih banyak legenda versi lain yang mengatakan bahwa Valentine merupakan figur yang simpatik dan romantis dan heroik. Kemunculannya, kendati berdasarkan ceritanya hanya seorang pemuda yang memberikan surat cinta kepada seorang gadis, namun tradisi Valentine day saat ini telah berubah dengan berbagai kemaksiatan, pelanggaran hukum syara’ dan diisi dengan berbagai aktivitas menghambur-hamburkan uang. Sangat jelas aktivitas yang sangat bertentangan dengan hukum syara’ ini patut dijelaskan kepada umat islam sehingga mampu memahami keharaman perayaan Valentine day ini untuk selanjutnya meninggalkannya.

Perspektif Islam Terhadap Perayaan Valentine Day
Keinginan untuk mengetahui suatu hal yang baru dan tradisi ikut-mengikuti memang ada dalam diri manusia. Akan tetapi hal tersebut akan menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya. Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syi’ar dan kebiasaan. Rasulullaah SAW telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam: “Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. At-Tirmidzi).
Bila dalam merayakannya hanya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine, maka tidak disangsikan lagi bahwa ia telah kafir. Akan tetapi bila ia tidak bermaksud demikian, maka ia telah melakukan suatu kemungkaran yang besar. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram”. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram karena berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh.
Abu Waqid r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW saat keluar menuju perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik yang disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para sahabat Rasulullah berkata, “Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzaatu Anwaath, sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu Anwaath.” Maka Rasulullah SAW bersabda, “Maha Suci Allah, ini seperti yang diucapkan kaum Nabi Musa, ‘Buatkan untuk kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan.’ Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hasan shahih).
Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah berpendapat mengenai Valentine’s Day mengatakan : “Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena; pertama: ia merupakan hari raya bid‘ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari‘at Islam dan kedua: ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan.
Maka diwajibkan bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk melaksanakan wala’ dan bara’ (loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir) yang merupakan dasar akidah yang dipegang oleh para salaf shalih, yaitu mencintai orang-orang mu’min dan membenci daberselisih dalam ibadah dan perilaku. Beberapa dampak buruk menyerupai mereka adalah ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah nilai-nilai Islam, mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka. Padahal seorang muslim dalam setiap raka’at shalatnya membaca, “Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah : 6-7).
Allah SWT telah berfirman, yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah : 51).
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (QS. Al-Mujadilah : 22).
Mengadakan pesta pada hari Valentine bukanlah sesuatu yang dapat dianggap sepele, tetapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda. Islam memberikan pandangan berbelas kasih seperti seorang ibu yang mempunyai kedudukan agung, dapat dibalas dengan mempersembahkan ketulusan dan cinta kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami dan saudara seperjuangan aqidah. Akan tetapi hal itu tidak dapat kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir.

Kasih Sayang dalam Islam Sesungguhnya
Allah SWT telah berfirman: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paing bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal.” (QS. al-Hujurat :13).
Sungguh.. Islam tidak mengenal Hari Kasih Sayang. Kasih sayang dalam Islam terhadap sesama tidaklah terbatas dengan waktu dan dimanapun berada, baik untuk keluarga, kerabat, dan sahabat yang semuanya masih dalam koridor-koridor agama Islam itu sendiri. Hal ini dipertegas oleh Nabi SAW, yaitu:“Tidaklah beriman seseorang diantara kamu, hingga kamu mencintai saudaramu seperti kamu mencintai dirimu sendiri.” (HR. Bukhari).
Islam sangat melarang keras untuk saling membenci dan bermusuhan, namun sangat menjunjung tinggi akan arti kasih sayang terhadap umat manusia. Islam sangat menganjurkan untuk saling menjaga dan menghargai antar sesama sebagai tanda kasih sayang yang harus dihormati. Hal ini untuk menghindari berbagai keburukan serta dapat mengenal antar sesama untuk memperkuat dan menjaga tali persaudaraan. Dalam hadits Nabi SAW:
“Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal kecintaan, kasih-sayang dan belas kasihan sesama mereka, laksana satu tubuh. Apabila sakit satu anggota dari tubuh tersebut maka akan menjalarlah kesakitan itu pada semua anggota tubuh itu dengan menimbulkan insomnia (tidak bisa tidur) dan demam (panas dingin).” (HR. Muslim).
Selain itu dijelaskan bahwa mencintai seseorang tidaklah berlebihan yang akan mengakibatkan penyesalan dan sia-sia belaka. Sebagai etika untuk seorang muslim, Rasulullah SAW bersabda : “Cintailah kekasihmu (secara) sedang-sedang saja, siapa tahu disuatu hari dia akan menjadi musuhmu; dan bencilah orang yang engkau benci (secara) biasa-biasa saja, siapa tahu di suatu hari dia akan menjadi kecintaanmu.” (HR. Turmidzi).
*****
Aktivitas remaja Islam yang mengikuti perayaan Valentine day dengan membabi buta disertai dengan aktivitas campur baur antara lawan jenis dan perbuatan maksiat lain membutuhkan panduan dan aturan syari’at Islam. Islam adalah akidah dan syariah yang didalamnya mengatur seluruh kehidupan manusia tidak ada satupun kehidupan yang tidak diatur oleh islam. Allah swt berfirman dalam Quran dalam surah An Nisa ayat 65 : “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”.”.
Dari ayat diatas dijelaskan bahwa setiap muslim wajib mengikatkan seluruh perbuatannya dengan yang Allah turunkan, yakni Al Quran dan As Sunnah. ‘Berkasih-sayang’ versi ‘Valentine’ ini harus diketahui terlebih dahulu hukumnya kemudian diputuskan apakah akan dilaksanakan atau ditinggalkan. Tradisi tanpa dasar ini lahir dan berkembang dari segolongan manusia (kaum/bangsa) yang hidup dengan corak yang sangat jauh berbeda dengan corak hidup berdasarkan syariat Islam yang agung.
Sikap yang harus diambil oleh kaum muslimin terhadap perayaaan Valentine adalah jangan meniru adat atau budaya kufur kaum lain, mengambil cara hidup yg lahir dari akidah selain islam dan pemahaman hak asasi manusia, demokrasi, dialog antar agama, kapitalisme, sosialisme. Cukup dengan mengambil pandangan hidup yang terlahir dari akidah islam karena sudah jelas bahwa islam adalah agama yang sempurna sebagiamna diterangkan Allah swt dalam Qur’an surah Al Maidah ayat 3 : “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”

Sumber Pustaka
Ahmad Sarwat. Rubrik “Ustadz Menjawab”. eramuslim.com. [12 Februari 2011].
Anonim. Image No Valentine’s Day. http://holidays.lovingyou.com. [12 Februari 2011].
Anonim. 2007. Hukum Merayakan Valentine Day bagi umat Islam. http://ais.blogsome.com/2007/02/14/hari-Valentine-1-hukum-merayakan-bagi-umat-islam/. [12 Februari 2011].
Anonim. 2008. Valentine’s Day. www.beritaterkini.net. [12 Februari 2011].
_______. 2008. Valentine’s Day. www.ummunabilkhan-alwafi.blogspot.com. [12 Februari.2011].

Green Your Mind!!!


Hijauku Untuk Alamku....
Salah satu manfaat tanaman untuk penghijauan sekitar irigasi untuk mencegah terjadinya pemanasan global adalah Tanaman Mahkota Dewa dengan model inovasi Sistem Green Planting Irrigation.


SISTEM GREEN PLANTING IRRIGATION DENGAN MAHKOTA DEWA SEBAGAI TANAMAN UTAMA BERNILAI MEDIS BAGI MASYARAKAT DI SEKITAR SALURAN IRIGASI

Salah satu masalah paling krusial yang dihadapi penduduk dunia saat ini adalah pemanasan global dimana dampaknya mulai terasa akhir-akhir ini di hampir seluruh belahan bumi. Dari waktu ke waktu penyebab pemanasan global di atas tidak akan mengalami penurunan bahkan akan mengalami peningkatan. Hal ini karena aktivitas manusia yang meningkat seiring jumlah penduduk dunia yang semakin meningkat. Untuk menghadapi fenomena yang sudah di depan mata dan sudah terjadi ini diperlukan upaya mitigasi dan adaptasi. Adaptasi terhadap dampak perubahan iklim adalah salah satu cara penyesuaian yang dilakukan secara spontan atau terencana untuk memberikan reaksi terhadap perubahan iklim yang diprediksi atau yang sudah terjadi. Mitigasi adalah kegiatan jangka panjang yang dilakukan untuk menghadapi dampak dengan tujuan untuk mengurangi resiko atau kemungkinan terjadi suatu bencana. Kegiatan lebih lanjut dari mitigasi dampak adalah kesiapan dalam menghadapi bencana, tanggapan ketika bencana dan pemulihan setelah bencana terjadi.
Salah satu upaya mitigasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko pemanasan global adalah dengan Green-Planting Irrigation, yaitu suatu perencanaan wilayah pengairan dengan memadukan antara saluran irigasi dan tanaman hijau. Dengan sistem Green-Planting Irrigation ini diharapkan ada nilai lebih terhadap saluran irigasi yang sudah ada sekarang ini. Karena sejalan dengan perkembangan zaman, saat ini sudah banyak pembangunan infrastruktur yang tidak memihak terhadap ekologi di sekitarnya. Salah satu gagasan paling cerdas saat ini adalah dengan cara bagaimana manusia dapat memodifikasi infrastruktur yang ada menjadi lebih bermanfaat dan memiliki nilai guna ganda. Salah satu gagasan itu adalah sistem Green-Planting Irrigation yaitu suatu sistem irigasi yang memanfaatkan tanaman hijau yang ditanam di pinggir saluran irigasi yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai tanaman penguat saluram irigasi dan secara tidak langsung dapat memperindah saluran serta berpotensi mengurangi resiko pemanasan global.
Gagasan sistem Green Planting Irrigation diharapkan mampu memberikan nila guna ganda dari fungsi utama sebagai pengairan pertanian serta dapat dijadikan percontohan terhadap pemanfaatan bangunan infrastuktur lainnya serta dijadikan sebagai salah satu solusi dalam pengendalian pemanasan global yang menjadi masalah paling krusial di bumi ini. Metode gagasan ini dilakukan melalui penulusuran dan studi pustaka tentang sistem pengairan atau irigasi di Indonesia secara umum. Dari berbagai sumber yang ada, dilakukan analisis dan sintesa sehingga didapatkan suatu inovasi dalam bentuk modifikasi infrastuktur saluran irigasi yang memanfaatkan lahan kosong di tepi saluran dengan ditanami tanaman hijau herbal yaitu mahkota dewa yaitu mahkota dewa sehingga memiliki nilai guna ganda.

Sistem Irigasi
Irigasi merupakan suatu ilmu yang memanfaatkan air untuk tanaman mulai dari tumbuh sampai masa panen. Air tersebut diambil dari sumbernya, dibawa melalui saluran, dibagikan kepada tanaman yang memerlukan secara teratur, dan setelah air tersebut terpakai, kemudian dibuang melalui saluran pembuang menuju sungai. Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertaniannya. Pada dunia modern saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Ada beberapa sistem irigasi yang dapat diterapkan dalam proses pengelolaannya salah satunya yaitu irigasi permukaan yang terjadi di mana air dialirkan pada permukaan lahan. Jenis irigasi ini dibagi menjadi alur primer, sekunder dan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dulu (Anonima 2008).
Menurut Anonima (2008), seluruh jaringan irigasi saat ini telah mengaliri areal pertanian seluas 6.7 juta hektar yang 75,55 persen di antaranya berada di Pulau Sumatera dan Jawa. sementara itu, tidak semua jaringan irigasi dapat berfungsi secara baik karena sebagian di antaranya mengalami kerusakan. Kerusakan jaringan irigasi tersebut telah mengganggu penyedian air irigasi yang sebagian besar berasal dari Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pada setiap musim kemarau selalu ditemukan kasusnya kurangnya pasokan air irigasi sehingga para petani terpaksa membiarkan lahannya tidak ditanami.
Perkembangan pembangunan irigasi di Indonesia sudah sangat pesat, hal ini terlihat dari jaringan irigasi pada saat sekarang ini yang telah mampu mengaliri areal pertanian seluas 6.7 juta hektar, dimana 75,55 persen di antaranya berada di Pulau Sumatera dan Jawa. Pada umumnya jenis irigasi di Indonesia adalah irigasi permukaan dimana air dialirkan pada permukaan lahan. Penerapan sistem irigasi permukaan ini memiliki pengaruh positif dan negatif terhadap lingkungan ekologinya. Salah satu pengaruh positinya adalah lebih tinggi dan teraturnya debit air yang dapat dimanfaatkan untuk areal pertanian, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertaniannya, sedangkan untuk pengaruh negatifnya adalah dengan semakin luasnya lahan yang digunakan untuk irigasi, maka semakin luas pula lahan-lahan yang dialih fungsikan, salah satunya adalah hutan (Anonima 2008).
Bentuk pengalihfungsian dari hutan itu sendiri adalah dengan meningkatnya penebangan pohon yang akan dijadikan sebagai saluran atau lahan irigasi. Hal ini dilakukan karena untuk membangun suatu saluran irigasi, air harus dialirkan melalui lahan yang telah diperhitungkan kondisi dan luasnya agar air sampai pada lahan pertanian yang akan dituju dengan optimal. Oleh karena itu, terkadang lahan-lahan yang akan digunakan adalah lahan-lahan yang memiliki potensi yang sangat besar dalam menjaga lingkungan dari pemanasan global. Dimana pemanasan global merupakan masalah paling krusial yang dihadapi penduduk dunia saat ini dan dampaknya mulai terasa akhir-akhir ini hampir di seluruh belahan bumi termasuk di Indonesia (Anonimc 2008).
Salah satu pengaruh yang akan terasa adalah suhu udara yang akan meningkat di lingkungan tersebut akibat hilangnya pepohonan yang sebelumnya ada, serta kontur tanah tidak lagi kuat dan akan terlihat tandus. Selain itu infrastruktur irigasi yang ada sekarang ini ternyata tidak memiliki umur yang panjang, dengan kosongnya tepian saluran irigasi akan menyebabkan pendangkalan akibat sedimentasi dari erosi tanah disekitarnya.

Tanaman Mahkota Dewa
Tanaman Mahkota Dewa yang pada awalnya dijauhi karena beracun kini semakin banyak dicari orang baik dalam bentuk mentah maupun hasil olahannya. Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa ekstrak buah Mahkota Dewa dengan kadar yang tepat dan sesuai berhasil mengatasi beberapa penyakit yang ringan seperti gigitan serangga, iritasi kulit dan jerawat sampai penyakit yang cukup berat seperti kanker, dibetes melitus, lever dan stroke (Wahjoedi 2003)
Menurut Wahjoedi (2003), tanaman mahkota dewa yang pada awalnya dijauhi karena beracun kini semakin banyak dicari orang baik dalam bentuk mentah maupun hasil olahannya. Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa ekstrak buah mahkota dewa dengan kadar yang tepat dan sesuai berhasil mengatasi beberapa penyakit yang ringan seperti gigitan serangga, iritasi kulit dan jerawat sampai penyakit yang cukup berat seperti kanker, dibetes melitus, lever dan stroke.
Hasil uji antioksidan maupun uji sel kanker telah dilaporkan bahwa buah mahkota dewa mempunyai daya inhibisi yang cukup tinggi dan hasil penapisan fitokimia disebutkan bahwa tumbuhan mahkota dewa mengandung senyawa alkaloid, polifenol, saponin, flavonoid, dan asam-asam lemak (Wahjoedi 2003; Ning 2004) Sri Hartati et al (2005) melaporkan bahwa mereka telah berhasil mengisolasi dan mengidentifikasi suatu senyawa glukosa benzofenon yaitu phalerin dari ekstrak metanol daun mahkota dewa. Soeksmanto (2006) juga menegaskan bahwa tanaman mahkota dewa mempunyai daya aktifitas sebagai antioksidan. Beberapa senyawa turunan senyawa benzofenon glikosida telah banyak diisolasi dari beberapa jenis tanaman seperti telefenon A dan B dari akar tanaman Polygala telephiodes, Rolygalaceae (Li 2000); senyawa iriflofenon 2-O-α-glukopiranosida dari herbal yaitu mahkota dewa tanaman Coleogyne ramosissima, yakni Rosaceae (Ito 2000).

Aplikasi Sistem Green Planting Irrigation dengan Mahkota Dewa Sebagai Tanaman Utama Bernilai Medis Bagi Masyarakat di Sekitar Saluran Irigasi
Penerapan sistem irigasi permukaan memiliki pengaruh positif dan negatif terhadap lingkungan ekologinya. Dampak negatifnya adalah dengan semakin luasnya lahan yang digunakan untuk irigasi, maka semakin luas pula lahan-lahan yang dialih fungsikan, salah satunya adalah hutan. Bentuk pengalihfungsian dari hutan itu sendiri adalah dengan meningkatnya penebangan pohon yang akan dijadikan sebagai saluran atau lahan irigasi. Lahan-lahan yang akan digunakan tersebut adalah lahan-lahan yang memiliki potensi yang sangat besar dalam menjaga lingkungan dari pemanasan global. Serta tanpa disadari juga dengan kosongnya lahan di tepian saluran irigasi lambat laun akan menyebabkan pendangkalan akibat sedimentasi dari erosi tanah disekitarnya.
Pada sistem green planting irrigation ini tanaman yang dimanfaatkan adalah pohon mahkota dewa yang dikenal sebagai salah satu tanaman obat di Indonesia. Mahkota dewa bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman peneduh. Asal tanaman mahkota dewa masih belum diketahui. Menilik nama botaninya Phaleria papuana, banyak orang yang memperkirakan tanaman ini populasi aslinya dari tanah Papua, Irian Jaya. Wilayah ini memang bisa ditemukan tanaman ini. Mahkota dewa tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1.200 m dpl. Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, warnanya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih, dan harum. Buah bentuknya bulat, diameter 3-5 cm, permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah setelah masak. Daging buah berwarna putih, berserat, dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning kecokelatan. Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya (Anonimb 2008).
Sistem Green Planting Irrigation adalah salah satu gagasan yang dapat diandalkan untuk meminimalkan dampak negatif dari pembangunan infrastruktur irigasi. Dengan sistem ini, diterapkan suatu alternatif penataan khusus pada saluran irigasi. Alternatif tersebut salah satunya adalah dengan penanaman pohon herbal yaitu mahkota dewa mahkota dewa (Phaleria papuana) di sekitar saluran irigasi guna memanfaatkan lahan di tepian saluran yang kosong. Dengan dimanfaatkannya lahan tersebut diharapkan akan memberikan nilai lebih terutama nilai medis dan nilai ekonomis terhadap fungsi dari saluran irigasi itu sendiri.
Oleh karena itu untuk mengatasi berbagai macam masalah lingkungan di bumi ini sudah selayaknya kita sebagai makhluk yang diberikan kelebihan dibandingkan makhluk lainnya mulai berusaha menjaga dan memperbaiki keadaan bumi ini menjadi lebih baik. Salah satu gagasan dalam upaya mengatasi masalah lingkungan tersebut adalah sistem Green Planting Irrigation yang diterapkan pada saluran irigasi pertanian. Dengan sistem Green Planting Irrigation yang mampu memberikan nila guna ganda ini diharapkan dapat dijadikan percontohan terhadap pemanfaatan bangunan infrastuktur lainnya serta dijadikan sebagai salah satu solusi dalam pengendalian pemanasan global yang menjadi masalah paling krusial di bumi ini.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2007.Irigasi.www.staffsite.gunadarma.ac.id/Pengaruh Kebijakan SDA Terhadap Pengelolaan Irigasi. [29 Maret 2009].
Anonima.2008.Irigasi.azwaruddin.blogspot.com/2008/02/teknik-irigasi-ke2. [30 Maret 2009].
Anonimb.2008.Mahkota Dewa.www.wikipedia.org/mahkotadewa. [29 Maret 2009].
Anonimc.2008.Pemanasan Global. www.wikipedia.org/wiki/Global_warming. [29 Maret 2009]
Ito, H., E. Nishitani, T. Konoshima, M. Takasaki, M. Kozuka, and T. Yoshida (2000). Flavonoid and Benzophenone Glycosides from Coleogyne ramosissima, Phytochem. 54, h. 695-700.
Li,J., and t.Nohara.2000.Benzophenone.C-glocoside from Polygala Telepioides, chem.Pharm.Bull.48 (9),h.1354-1355.
Soeksmanto,A., Y. Hapsari, and P.Simandjuantak.2007.Analisis Antioksidan dan Beberapa Bagian Tanaman Mahkota Dewa,Phaleria macrocarpa (Scheff). Boerl.(Thymelaceae). Jurnal ilmu Kefarmasian (in press). Vol -.
Wahjoedi, B.2003.Pameran Obat Produk Tradisional dan Seminar Sehari Mahkota Dewa. [Artikel]. Puslitbang Farmasi dan obat tradisional, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,DEP.KES.RI, Jakarta 6 agustus 2003.

Mau tau cara belajar dan mengajar yang baik?? Klik note ini.. beri tanggapan dan tanyakan kalau ada yang ingin ditanyakan.. ^.^


RESENSI BUKU PENDOBRAK MOTIVASI

“KEAJAIBAN BELAJAR”

Judul buku : Keajaiban Belajar
Penulis : Yunsirno
Penerbit : Pustaka Jenius Publishing
Tahun Terbit : 2010
Cetakan : I
Tebal : 179 halaman

Buku Keajaiban Belajar adalah sebuah buku mengenai metode dan teknik pengajaran yang baik disertai dengan motivasi sukses belajar dan mengajar hasil karangan Yunsirno, seorang penulis yang telah sukses menghasilkan karya yang mendeskripsikan rangkaian cara belajar mengajar yang sesungguhnya. Penulis berhasil mengajak pembaca berkelana dan berpindah-pindah melalui logika ataupun realita bahkan solusi dari sebuah ilusi sejuta teknik metode meraih ilmu. Karya yang ia persembahkan ini menggambarkan sisi potret beberapa keajaiban belajar secara lebih mendalam.

Buku ini merupakan karya yang memberikan inspirasi dilihat dari kenyataan yang ada akan perspektif seseorang yang berbeda dalam gaya belajar mengajarnya. Saatnya mengubah metode belajar mengajar dalam berkecimpung di lautan ilmu. Didalamnya dijelaskan bahwa belajar merupakan sebuah keajaiban karena mereka menyimpan kunci akan rahasia-rahasia ilmuNya. Belajar adalah suatu keajaiban, keniscayaan, bukti kekaguman dan sebuah ungkapan kesyukuran yang tak terhingga. Sampai nikmatnya dalam meraih ilmu akan terasa sebagai suatu kenyataan.

Tentunya, jika dalam belajar masih tak menghasilkan apa-apa, maka perlu adanya program evaluasi metode belajar. Jika masih merasa tak bergairah dalam belajar, maka sesegera mungkin perlu disadari bahwa tujuan belajar selama ini masih belum tercapai. Hilangnya spirit ketuhanan menyebabkan banyak terjadi pelencengan proses belajar dengan tradisi menyontek dalam tes, ujian bahkan pembuatan skripsi atau tesis. Semua nampak kehilangan tujuan dan mulai mengambil dunia sebagai tujuan.

Buku yang penuh inspiratif dan komplit dengan realita dan solutif. Buku ini menjelaskan bahwa tujuan yang perlu dicapai adalah suatu cara kemudahan hidup, menciptakan hidup yang terarah, memilih proses yang benar dan memiliki daya tahan yang kuat ketika hambatan menghadang. Fokus dalam belajar dan menghadapi semua masalah. Sebelum belajar, tentunya akan lebih baik jika tujuan terbesar dan hakiki tersebut telah dimiliki.

Motivasi harus menjadi kunci pertama ketika terjun dalam dunia pembelajaran. Dalam meraih kesuksesanya, maka sangat penting bagi yang terlibat didalamnya untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan agar kesuksesan seorang pembelajar dapat diraih dengan sukses.

Buku ini sangat inspiratif, mengalir bersama desiran bacaan isi bukunya. Buku yang disebut sebagai tetrabook ini merupakan kisah dan empat hal yang saling berkaitan. Melalui karya tetrabook pertamanya adalah tetrabook mengenai motivasi, tetrabook kedua adalah tetrabook kiat sukses, tetrabook ketiga adalah tetrabook terkait teknik belajar dan tetrabook keempat adalah teknik dan pola mengajar. Keempat hal diatas merupakan gabungan dari motivasi, kesuksesan, sistem belajar dan mengajar yang tak dapat dipisahkan.

Buku ini menceritakan suatu fenomena masyarakat dalam dunia pendidikan. Tentunya ada yang salah dengan cara belajar jika terlihat semakin banyak penurunan pendidikan saat ini. Buku ini akan membongkar tuntas motivasi-motivasi yang seharusnya ada dalam proses belajar dan membuat sesuatu yang ambigu menjadi jelas dan timbul keinginan untuk belajar.

Penulis memaparkan bagaimana cara belajar dan bagaimana cara mengajar sesungguhnya. Buku ini adalah sebuah gebrakan dan pendobrak sistem yang mematahkan motivasi dalam belajar. Sebuah bahaya laten bagi pendidikan dan bahaya terang-terangan dalam dunia pendidikan dengan suatu metode yang harus diperbaiki dalam gaya belajar. Penulis tak hanya mencoba berteori dan bermimpi, namun mencoba mengaplikasikannya dalam sebuah lembaga pendidikan untuk mengetahui keberagaman karakter yang dididik.

Tak ada gading yang tak retak, buku ini membutuhkancara berpikir kreatif dan imajinatif. Pemikiran yang masih bersifat konvensional dapat menjadi hambatan dalam membaca kata demi kata buku ini. Akan tetapi, tentunya bukanlah suatu hambatan jika membacanya diiringi pemahaman dan motivasi sesungguhnya. Selain memberikan pengetahuan, buku ini juga memberikan berbagai pengalaman dan perbandingan pola pikir sistem pengajaran dalam menciptakan satu perspektif pendidikan yang lebih maju.



Selamat membaca dan mulailah suatu perubahan dengan memahami Keajaiban Belajar !!!



Info lebih lanjut

http://keajaibanbelajar.com/

http://sbsmalang.blogspot.com/.



Diresensikan oleh :

Hilda Rafika Waty_170989