Rabu, 07 Maret 2012

“Gizi Tidak Seimbang” Penyebab. Gizi Buruk

Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi disamping merupakan sindrom kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan juga menyangkut aspek pengetahuan serta perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat. Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan keberhasilan pembangunan negara yang dikenal dengan istilah Human Development Index (HDI).
Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu kurang gizi makro dan kurang gizi mikro Kurang gizi makro pada dasarnya merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein. Masalah gizi makro adalah masalah gizi yang utamanya disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan energi dan protein. Kekurangan zat gizi makro umumnya disertai dengan kekurangan zat gizi mikro.
Data Susenas menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang menurun dari 37,5 % (1989) menjadi 24,6 % (2000). Namun kondisi tersebut tidak diikuti dengan penurunan prevalensi gizi buruk bahkan prevalensi gizi buruk cenderung meningkat.
Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori. Di Indonesia, kasus KEP (Kurang Energi Protein) adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita. Konsep 4 sehat 5 sempurna tidak lagi sesuai, kini dikenalkan pedoman gizi seimbang untuk kebutuhan nutrisi anak.
Selain itu, anak juga harus diajarkan pola hidup bersih dan dibimbing melakukan aktivitas fisik atau olahraga ringan sesuai usia anak. Department National University Hospital, Singapura, mengatakan masalah nutrisi terjadi akibat adanya perubahan gaya hidup dan juga kurangnya pengetahuan dalam memilih makanan yang tepat. Di satu sisi ada yang mengalami malnutrisi (kekurangan gizi), tapi di lain pihak juga ada masalah obesitas (kegemukan), hal ini karena adanya perbedaan distribusi dan kurangnya pengetahuan masyarakat.
Selama ini masalah kekurangan gizi identik dengan orang-orang dari keluarga tidak mampu. Tapi, ternyata masalah ini juga bisa terjadi pada anak yang orang tuanya mampu secara materi. Prof. Soekirman, guru besar Institut Pertanian Bogor, mengatakan pedoman gizi seimbang sebenarnya sudah pernah diterapkan pada kebijakan Repelita V tahun 1995 sebagai program kebijakan gizi. Namun, karena kurang disosialisasikan, terjadi pemahaman yang salah dan masyarakat cenderung tetap menggunakan pedoman 4 sehat 5 sempurna. Pakar kebijakan pangan dan gizi ini mengatakan pedoman gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung gizi (dalam jenis dan jumlah) sesuai kebutuhan tubuh. Gizi seimbang memperhatikan empat prinsip, yakti variasi makanan, pola hidup bersih, hidup aktif dan olahraga, serta pemantauan berat badan ideal. Berbeda dengan konsep 4 sehat 5 sempurna yang menyamaratakan kebutuhan gizi semua orang, PGS berprinsip bahwa tiap golongan usia, jenis kelamin, kesehatan, dan aktivitas fisik memerlukan gizi yang berbeda sesuai dengan kondisi masing-masing kelompok.
Penyebab Gizi Buruk
Beberapa orang dapat menderita gizi buruk karena mengalami penyakit atau kondisi tertentu yang menyebabkan tubuh tidak mampu untuk mencerna ataupun menyerap makanan secara sempurna. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gizi buruk :
• Pola makan yang tidak seimbang kandungan nutrisinya
• Terdapat masalah pada sistem pencernaan
• Adanya kondisi medis tertentu
Gizi buruk dapat terjadi apabila tubuh tidak mendapatkan cukup makanan dan nutrisi, seperti pada kasus kelaparan. Defisiensi 1 jenis vitamin pun dapat di kategorikan sebagai gizi buruk. Pada beberapa kasus gizi buruk dapat menunjukkan gejala yang sangat ringan atau bahkan tanpa gejala. Tetapi pada kasus lain yang berat gizi buruk dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang tetap walaupun telah diselamatkan. Saat ini gizi buruk tetap menjadi masalah yang cukup signifikan di seluruh dunia, terutama pada anak-anak. Kemiskinan, bencana alam, masalah politik dan peperangan dapat menyebabkan terjadinya gizi buruk dan kelaparan, bahkan di belahan dunia manapun. (Hilda)

Tidak ada komentar: